Translate

Saturday, 21 October 2017

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Teks Eksemplum

Pengertian Teks Eksemplum
Teks eksemplum adalah teks yang berisi rekaan sebuah peristiwa yang tak diduga dan tidak diinginkan oleh partisipan (pelakunya)
Intinya teks ini menceritakan kejadian tak terduga dan tak terharapkan. Misal kecelakaan mobil, kebakaran rumah, atau hal sepele misal terpeleset, dll.
Struktur Teks Eksemplum
Struktur/ bagian-bagian Teks Eksemplum adalah (OII)
1. Orientasi: pengenalan. Pada tahap ini kita disuguhkan hal yang melatari/mengawali cerita/ peristiwa.
2. Insiden. Berisi kejadian yang diharapkan tersebut.
3. Interpretasi. Merupakan pemaknaan atau pengambilan makna dari peristiwa tersebut.
Ciri Kebahasaan / Fitur Kebahasaan
Ciri kebahasaan teks Eksemplum antara lain:
1. Berbentuk narasi. Artinya berbentuk cerita atau pengisahan. Di dalamnya berisi urutan kejadian yang kronologis.
2. Berisi kalimat berisi pemaknaan atau penafsiran
3. Menggunakan urutan peristiwa yang jelas (kronologis)
Contoh Teks Eksemplum
Senin, 1 Agustus 2016 saya beserta teman SMP mengadakan studi wisata ke Jakarta.
Kami berangkat selepas shalat Isya. Sampai di Jakarta menjelang subuh.
Sesampainya di sana kami menginap di asrama haji Pondok Gede. Walau ngantuk berat kami tetap semangat menyambut hari. Sebelum berangkat kami sarapan di kantin. Saat hendak membeli minuman, ketika itulah saya tergagap. Bagaimana tidak dompet saya tak ada. Saya cari-cari di saku tak ada. Begitu halnya di tas di kamar. Aduh. Kejadian itu saya laporkan pada guru pembimbing. Pak guru lalu mengumumkan kepada khalayak.
Tak lama berselang ada teman yang mendatangi guru pembimbing dan menyerahkan dompet. Ternyata dompet saya. Ia menemukannya di WC. Alhamdulillah. Saya berterima kasih padanya. Menghindari keteledoran ini.

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Rangkuman, Poster dan Slogan

Materi MENULIS RANGKUMAN, POSTER, DAN SLOGAN ini termasuk pelajaran bahasa Indonesia kelas 9. Termasuk materi ujian nasional (UN).
Pengertian Merangkum
  • Merangkum yaitu kegiatan meringkas isi bacaan dengan mengambil gagasan utamanya.
Cara merangkum :
  1. Baca keseluruhan bacaan
  2. Cari gagasan utama setiap paragraph
  3. Susun gagasan utama menjadi kalimat dan rangkaian dengan gagasan utama lain.
Contoh rangkuman :
Sepak bola adalah olahraga yang paling digemari dijagat raya. Tapi sayang, sudah belasan tahun Indonesia tidak pernah meraih gelar prestisius bahkan belum pernah lolos ke ajang final piala dunia dan olimpiade. Indonesia seharusnya belajar pada Negara Brazil yang berhasil mencetak pesepak bola andal

Pemerintah perlu melakukan reformasi PT.PAM agar tidak memonopoli air. Pihak swasta harus diberi kemudahan untuk membuat PAM agar tidak terjadi krisis air minum.

MENULIS POSTER DAN SLOGAN
Ciri-ciri Poster
  • Poster berisi ajakan atau himbauan menggunakan kalimat persuasif (mengajak).
Biasanya dilengkapi dengan gambar yang menarik.
Contoh Poster : 
CEGAH PEMANASAN
GLOBAL, DENGAN REBOISASI

 SLOGAN
 
Pengertian Slogan
  • Slogan adalah susunan kalimat yang mengajak atau menghimbau orang lain dengan kalimat puitis.
Slogan tidak menggunakan kalimat persuasif dan tidak bergambar.
Biasanya berima seperti jargon
Contoh Slogan :
  • Kelas bersih, pikiran jernih
  • Baca buku, banyak ilmu
  • Sekolah rindang, belajar pun senang
  • Rumahku surgaku
  • Orang rajin belajar, pasti pintar

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Surat Pembaca

PENGERTIAN SURAT PEMBACA
Surat pembaca adalah surat yang ditujukan oleh seorang pembaca media kepada media tersebut.
Biasanya berisi saran, masukan, keluhan kritik, maupun protes terhadap suatu hal.
Contoh surat pembaca:
Air PDAM Kotor dan Mampet
Sudah lama air PDAM di sekolah saya SMP Muhammadiyah I Dayeuhluhur, jalan Prawiranegara nomor.52, tidak mengalir dengan lancar. Biasanya, hal itu terjadi setiap pukul 05.00-13.00 WIB. Terkadang seharian air PDAM mati. Ketika mengalir lagi airnya keruh dan banyak endapan pasir. Terus terang kami sangat terganggu dengan kondisi ini. Mohon pihak PDAM cepat dan sigap menanggapi keluhan ini.
Meliani Lestya
Siswa kelas IX-B
SMP MUHIDA
Jalan.Prawiranegara No.52
087767959034

Analisis Unsur Surat Pembaca
Apa                 : Air PDAM mampet
Siapa               : Meliani Lestya
Kapan              : Jumat, 20 februari 2015
Dimana            : SMP Muhammadiyah I Dayeuhluhur, jalan. Prawiranegara nomor 52
Mengapa         : Untuk memberitahu pihak PDAM bahwa air di SMP Muhida Jalan Prawiranegara nomor.52 kotor dan mampet.
Bagaimana      : memohon agar pihak PDAM cepat dan sigap dalam menangani hal ini.

Contoh materi untuk surat pembaca
Saran, masukan, keluhan, kritik, harapan untuk SMP Muhida.
  1. Fasilitas sekolah harus diperlengkap, seperti lab computer, lapangan upacara sendiri, dll
  2. Pengurusnya, baik itu OSIS/IPM atau Pramuka, harus lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang tidak mematuhi tata tertib.
  3. Tempat parkir diperluas, agar tidak ada lagi yang parkir di luar lingkungan sekolah.
  4. WC sekolah harus selalu dibersihkan, agar baunya tidak mengganggu kenyamanan.
  5. Setiap jam pelajaran guru seharusnya mendampingi siswanya, bukan malah keluar tanpa alasan yang jelas bahkan tidak kembali lagi ke kelasnya mengajar.
  6. Perpustakaan sekolah seharusnya dibuka setiap jam istirahat, agar siswa bisa menambah pengetahuan dan menghilangkan kejenuhan.

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Pesan Singkat / Memo

Pengertian Pesan Singkat / Memo
Pesan : suatu permintaan, informasi, keinginan, dll yang disampaikan mnelalui suatu media.
Pesan singkat nama lainnya adalah MEMO (memorandum)
Contoh memo resmi :

AJI MUSTIKA
Jalan Lestari Nomor.29 Glili
Handphone. 087767959034
MEMO
Dari                      : Direktur Utama
Untuk                   : Direktur Pemasaran
Hal                       : Laporan Perjalanan
Segera laporkan hasil penjualan, Nota penjualan simpan di meja saya!
Dayeuhjaya, 17 Mei 2015
Direktur Utama


Contoh memo pribadi :
Ay, segera hubungi aku, please!
Salam
Yang menantimu, Rikza


Contoh memo dinas sekolah :
SMP Negeri 1 Semarapura
Jalan Melati No.52
MEMO
Dari          : Kepala Sekolah
Untuk       : Guru Olahraga
Hal           : Persiapan POPDASENI

Segera siapkan atlet untuk mengikuti POPDASENI!

Semarapura, 19 Januari 2015
Kepala sekolah
Putu Agus Fajar, S.Pd.

Contoh memo pribadi (tidak resmi) : 
  • Siska pergi ke rumah Meli untuk mengembalikan buku bahasa Jepang, tapi Meli sedang mengantar tetehnya ke Bandara.

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Pidato, Struktur dan Jenisnya

Pengertian Pidato
Pidato merupakan sebuah kegiatan menyampaikan sesuatu secara lisan dihadapan khalayak ramai.
Struktur pidato
Sebuah pidato yang baik terdiri dari beberapa struktur.
Struktur pidato secara umum :
  1. Pembukaan
  2. Isi
  3. Penutup
Pidato yang baik adalah :
  1. Topiknya aktual dan kontekstual
  2. Ada masalah dan solusinya
  3. Lengkap, jelas, dan berurutan
  4. Lugas
  5. Gaya dan ekspresif
  6. Komunikatif
Jenis-jenis pidato
Berikut merupakan jenis pidato: 
a. Jenis pidato berdasarkan cara penyampaiannya.
  1. Immpromtu : pidato yang disampaikan langsung tanpa persiapan
  2. Catatan kecil : pidato dengan membawa catatan yang berisi pokok-pokok pidato.
  3. Membaca teks
  4. Menghafal
b. Jenis pidato berdasarkan isinya :
  1. Pidato informatif (berisi informasi)
  2. Pidato instruktif (perintah)
  3. Pidato persuasif (seruan atau ajakan)

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah karya tulis atau karangan yang memiliki sifat-sifat keilmiahan dan mengikuti aturan-aturan ilmu pengetahuan.
Ciri-ciri karya ilmiah :
1. Mnyajikan fakta-fakta
2. Mengandung masalah dan pemecahannya
3. Objektif, cermat, dan jujur.
4. Disusun menurut metodelogi penulisan ilmiah
5. Logis dan argumentatif
6. Jelas dan lengkap
7. Lugas
8. Dikemukakan dengan menghilangkan pendapat pribadi yang tidak berdasar.
Masalah => kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.
– Karanan ilmiah yang tingkatannya paling rendah disebut makalah
– Karya ilmiah untuk S1 dinamakan skripsi
S2 dinamakan tesis
S3 dinamakan disertasi
Sistematika karya ilmiah (contoh laporan studi wisata ke Jakarta)
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah (minimnya wawasan tempat-tempat yang dikunjungi)
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Metodelogi pengumpulan data
1.5 Sistematika penulisan
Bab II Pembahasan
Bab III penutup
1.1. Kesimpulan
1.2. Saran
Lampiran
Daftar pustaka
Susunan tambahan
1. Cover
– Berisi judul (laporan perjalanan studi wisata Jakarta)
– Diajukan untuk memenuhi tugal mapel B.Indonesia, IPA, dan IPS
– Logo sekolah Muhammadiyah (logo institusi)
– Disusun oleh
– Nama institusi => SMP Muhammadiyah I Dayeuhluhur tahun pelajaran 2014/2015
Huruf = Times new roman
Ukuran huruf = 12
Spasi = 1,5
2. Kata pengantar
Kata pengantar isinya :
– Puji syukur
– Ucapan terimakasih
– Permohonan maaf
3. Lembar pengesahan
4. Daftar isi

BAB I.
 Untuk latar belakang
1. Minimnya wawasan tempat-tempat yang dikunjungi
2. Siswa merasa jenuh
 Rumusan masalah berisi daftar pertanyaan masalah utama
1. Bagaimana kronologis perjalanan ke Jakarta?
2. Bagaimana profil tempat yang dikunjungi (Monas, Dufan, Gelanggang Samudra, Ancol)?
 Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah
1. Untuk mengetahui kronologis perjalanan ke Jakarta
2. Untuk mengetahui profil tempat yang dikunjungi
 Metodelogi pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Wawancara
2. Kajian pustaka
3. Internet
 Sistematika penulisan
Ditulis dari pendahuluan sampai lampiran
BAB II
 Pembahasan
Ditulis berdasarkan rumusan masalah yaitu jawaban dari pertanyaannya.
1. Kronologis perjalanan ke Jakarta (dari berangkat-pulang)
2. Profil tempat yang dikunjungi
BAB III
 Simpulan (ringkasan dari pembahasan)
 Saran (untuk pihak yang mengikuti study wisata)
 Lampiran (profil penulis/foto kegiatan)

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK CERPEN
 Unsur instrinsik cerpen adalah unsur pembangun dalam cerpen
1. Tema
2. Alur
3. Latar
4. Tokoh dan penokohan
5. Amanat
6. Sudut pandang
UNSUR INTRINSIK CERPEN
1. Tema
Gagasan utama yang ingin disampaikan pengarang
2. Alur (rangkaian cerita)
1. Alur maju (Straight)
2. Alur mundur (Flash back)
3. Alur campuran (mix)
3. Latar (tempat, waktu, suasana)
4. Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya.
5. Tokoh dan penokohan
Cara pengarang menyampaikan cerita :
1. Orang pertama (aku)
2. Orang ketiga (dia)
PENGERTIAN UNSUR EKSTRINSIK CERPEN
 Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembangunan luar cerpen
1. Latar belakang penulis (pengarang)’
2. Latar sosial
3. Latar budaya (adat istiadat)
4. Latar pendidikan
 Nilai nilai dalam cerpen
1. Nilai spiritual (religious)
2. Nilai moral
3. Nilai sosial-budaya
CONTOH ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN
1. Unsur intrinsik (Berpisah bukan berarti berakhir)
a. Tema : Persahabatan
b. Alur : Maju (straight)
c. Latar : Jalanan, taman, bandara (latar tempat)
Sepi, bahagia (latar suasana)
Siang, sore (latar waktu)
d. Tokoh dan penokohan
Rahma : Baik, ceroboh, panikan
Doni : Baik, cerewet, egois
e. Sudut pandang : orang pertama tunggal (kamu baik-baik saja?)
f. Amanat
– Kita harus mendukung apa keputusan yang diambil oleh sahabat kita, selagi itu dalam kebenaran dan demi meraih cita-citanya.
– Janganlah jadi penghalang orang lain untuk mencapai atau meraih yang dicita-citakannya.
g. Gaya bahasa
2. Nilai yang terkandung dalam cerpen ini yaitu nilai moral yang isinya, kita jangan mementingkan diri kita sendiri, kita juga harus mementingkan kepentingan orang lain.

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Syair

PENGERTIAN, JENIS DAN CONTOH SYAIR
Pengertian Syair
Syair merupakan salah satu jenis puisi lama. Berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam.
Kata syair berasal dari bahasa arab, Syu’ur yang berarti perasaan. Kata Syu’ur berkembang menjadi kata syiru yang berarti puisi umum.
Syair dalam kesusatraan melayu merujuk pada pengertian secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi, sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi.
Syair bersajak aaaa, dan setiap baris ada isi.
Jenis-Jenis Syair
Menurut isinya, syair terbagi dalam :
1. Syair yang berisi dongeng
Contoh :
– Syair Bidadari
– Syair Abdul Muluk
– Syair Anggun, Cik Tunggal
2. Syair yang berisi kiasan
Contoh :
– Syair burung pungguk
– Syair kembang dan melati
3. Syair yang berisi cerita/hikayat
Contoh :
– Syair cerita Panji
– Syair cerita-cerita wayang
4. Syair yang berisi cerita kejadian
Contoh :
– Syair Menteng
– Syair Singapura dimakan api
5. Syair yang berisi ajaran budi pekerti
Contoh :
– Syair Nur Muhammad
– Syair kiamat.
 Orang yang pandai menulis puisi (syair) disebut penyair. Dalam bahasa arab ﺛﻌﺭ
Contoh Syair :
Awalnya dia putra sang bunda
Berkelana selagi umur muda
Mencari harapan dan cita-cita
Menggapai semasih muda
Badai datang tak diduga
Bunda pergi tinggalkan fana
Dia dalam teramat duka
Lagi lama ayah tak punya
Semangat tak jua reda
Berjuang keringat tak berhingga
Berperih tuk terwujud asa
Hendak hati menjadi nyata.
Analisis Syair
Tema :
Perjuangan seorang anak untuk mencapai cita-citanya
Amanat :
  • kejarlah cita-citamu hingga tercapai
  • Terus semangat dan jangan putus asa untuk mencapai yang dicita-citakan.
  • Janganlah jadikan duka untuk penghalang meraih cita-cita

Hai Arif Budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membentuk insan
Tema :
Perjalanan hidup seorang pemuda
Amanat :
  • Kita harus hidup mematuhi aturan
  • Koreksilah diri sendiri sebelum mengkoreksi orang lain.

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Teks Pidato

Menulis Pidato dan Membacakan Teks  Pidato
            Berbicara di depan umum, bagi sebagian kalangan merupakan kegiatan yang sulit. Namun, bagi sebagian kalangan yang lain, berbicara di depan umum seakan bukan masalah yang terlalu krusial. Persoalan perbedaan sudut pandang tersebut dikarenakan kemauan dan kemampuan dalam menyampaikan pidato (berpidato) yang berbeda.
Sebagian kalangan yang menganggap masalah dalam berpidato dikarenakan tidak ada kemauan kuat untuk tampil berbicara di depan umum. Sebab ada sebagian kalangan yang mengatakan, berbicara biasa memang mudah namun berbicara di depan umum dan menyampaikan satu tema, rasanya gemetaran dan menjadi masalah tersendiri bagi orang tersebut. Sebaliknya, ada kalangan yang berbicara di depan umum seakan mudah, namun ketika berbicara antara teman, saudara dalam sebuah silaturahim, dia seakan bingung harus berbiacara apa. Bagi kalangan ini, dia lebih mau disuruh tampil di depan umum dibandingkan harus berbicara dalam suasana tidak formal, terlebih hanya dua orang.
Setelah kemauan timbul dalam diri seseorang untuk tampil berbicara di depan umum, hal selanjutnya yakni kemampuan. Setiap orang dianugrahi potensi yang beraneka ragam, ada orang yang dianugrahi potensi dalam bidang olahraga, matematika, fisika, astronomi, bahasa, sastra, termasuk kemampuan berretorika atau berpidato di depan umum.
Tidak perlu satu orang merasa iri dengan potensi orang lain, sebab hakikatnya setiap orang punya potensi, yang harus menjadi  penekanan adalah, seberapa besar ikhtiar untuk mengembangkan potensi itu, salah satunya seperti potensi berbicara di depan umum. Ketika seseorang memiliki kemampuan berbicara di depan umum, ada banyak hal yang bisa dilakukannya selain berpidato, seperti ceramah keagamaan, orasi, kampaye, bahkan yang belakangan ini ramai di televisi Stand Up Comedy (Berkomedi seraya berdiri).
Sebelum seseorang tampil untuk menyampaikan pidato. Ada hal yang sangat penting yang harus dilakukannya, baik sebelum, saat dan setelah berpidato. Berbagai hal yang harus diketahui orang sebelum berpidato yakni apa sebenarnya pidato itu sendiri, jangan sampai salah menafsirkan sehingga menyamaratakan dengan ceramah, kampaye, orasi dan berbicara di depan umum lainnya.
Pidato adalah pengungkapan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada banyak orang (umum). Sebelum seseorang berpidato kepada orang banyak (khalayak) ada baiknya menyiapkan materi pidato itu sendiri. Ada pun beberapa langkah selanjutnya agar mampu berpidato dengan baik, yaitu :
A. Menentukan Tujuan Berpidato
Layaknya orang yang berpergian yang harus memiliki tujuan, maka dalam berpidato pun hal pertama dan utama yang harus diperhatikan yakni perihal penentuan tujuan. Tujuan bagaikan kompas dalam menjalankan segala sesuatu, begitu juga dalam berpidato. Jangan sampai tujuan awal apa, ditengah penyampaian pidato dan bagian akhirnya memiliki maksud dan tujuan yang berbeda dibandingkan awalnya. Dari berbagai jenis tujuan berpidato, di antaranya yakni memotivasi, melakukan tindakan, memberitahukan (intruktif), menghibur (rekreatif) atau membujuk pendengar (persuasif). Di bawah ini ada berbagai tujuan dan penjelasan berpidato, yaitu :
1. Memotivasi
Berpidato dikatakan memotivasi jika pembicara berusaha memberikan semangat, membangkitkan kegairahan, atau menekan perasaan yang kurang baik, serta menunjukan rasa hormat dan pengabdian. Secara garis besar, pidato memotivasi, membangkitkan apa yang awalnya kurang mendapatkan perhatian, motivasi dan kesemangatan dalam menjalani kehidupan atau menyelesaikan permasalahan.
2. Memersuasi
Pidato dikatakan memersuasi jika pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan atau sikap mental para pendengar. Dalam tujuan ini seperti ajakan untuk menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari berbagai jenis penyakit, seperti DBD, atau penyakit lainnya yang disebabkan kotornya lingkungan. Selain hal tersebut, contoh lainnya ajakan yang disampaikan oleh tokoh agama, agar orang atau pendengar tergerak untuk melakukan apa yang harusdnya dilakukan sesuai dengan pidato yang disampaikan.
3. Melakukan tindakan
Pidato dikatakan mempunyai tujuan melakukan tindakan jika pembicara dalam berpidato menghendaki pendengar untuk bertindak sesuatu. Kondisi ini mengubah dari pendengar yang tak tahu menjadi tahu, yang kurang paham menjadi paham dan ujung-ujungnya menjadikan pendengar yang tadinya sama sekali tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan ternyata setelah seseorang berpidato melakukan tindakan. Dalam hal ini contohnya seperti pidato yang dilakukan oleh petinggi TNI dan Kepolisian dalam upacara atau apel pagi. Setelah upacara dan apel pagi, secara serentak mereka langsung melaksanakan apa yang menjadi amanat dalam pidato komandannya.
4. Menginformasikan
Pidato dikatakan menginformasikan jika pembicara ingin memberitahukan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar agar mereka bertambah pengetahuannya. Ciri dari tujuan pidato menginformasikan yakni yang tadinya tidak tahu menjadi tahu setelah adanya penyampaian pidato (berpidato). Contoh tujuan ini yakni penyampain pidato mengenai kesehatan, berbagai penyakit menular yang disampiakan oleh kepala dinas kesehatan setempat kemudian pendengar bertambah pengetahuan mengenai kesehatan dan pengetahuan berbagai penyakit.
5. Menghibur
Pidato dikatakan menghibur jika pembicara ingin menggembirakan orang yang mendengarkan pembicaraannya atau menimbulkan suasana gembira pada suatu pertemuan. Tujuannya sangat jelas sekali yakni membuat pendengar atau audiens merasa senang dan gembira saat dan setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
6. Menganalisis Pendengar
Menganalisis pendengar ini didasarkan pada tingkat usia, pendidikannya dan pekerjaannya. Analisis pendengar yang dilakukan oleh orang yang akan berpidato sangat penting dan utama, sebab hal ini bermuara pada peneriamaan apa yang disampaikan dalam pidato. Tidak mungkin rasanya berpidato dengan tema perkuliahan di hadapan petani yang berada di kampung, begitu juga rasanya akan bingung, ketika menyampaikan pertanian kepada mahasiswa kedokteran. Harus ada keseimbangan antara tujuan, materi dan pendengar yang menerima materi yang disampaikan.
a. Tingkat usia
Seseorang yang berpidato harus memperhatikan usia pendengar. Jangan sampai menyampaikan materi perihal dunia anak kepada remaja atau pemuda, walaupun hal itu tidak terlalu salah. Begitu juga, jangan sampai menyampaikan materi pidato perihal akhirat secara mendalam kepada anak-anak usia balita atau sekolah dasar, harus ada kesesuaian antara materi dengan pola pikir pendengar.
b. Pendidikan
Seseorang yang berpidato harus memperhatikan tingkat pendidikan pendengar, bukan mendiskriminasikan, namun untuk menyesuaikan dalam hal penerimaan materi. Jangan sampai menggunakan kata-kata ilmiah kepada orang yang tingkat pendidikannya rendah, namun jangan pula menggunakan bahasa biasa kepada orang yang bergelar doktor, bukan maksud untuk sombong namun tujuannya guna adanya kesesuaian antara materi, bahasa dan penerimaan dari pendengar.
c. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan hal yang penting diperhatikan oleh orang yang akan berpidato. Sebab seseorang memiliki bidang pekerjaan yang beraneka ragam, rasanya lucu ketika petani disuruh untuk mendengarkan pidato perihal dunia astronomi, begitu juga ketika birokrat disuruh mendengarkan pidato perihal yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.

B. Menyusun Kerangka Pidato
Dalam menyampaikan pidato, tentunya mengambil satu tema yang menjadi pokok permasalahan yang akan disampaikan. Untuk menyampaikan suatu masalah, kerangka pidato harus dibuat dengan urutan berdasarkan penyelesaian masalah. Hal itu dilakukan guna membuat pendengar mudah dalam memahami dan mencerna permasalahan yang disampaikan dalam pidato. Berikut ini adalah susunan pidato pada umumnya :
1. Salam Pembuka
Salam pembuka berisi sapaan kepada yang hadir dalam acara tersebut dimulai dari yang paling tinggi kedudukannya hingga yang paling rendah secara berurutan dan salam pembuka. Sebagai contoh urutan dalam menyapa diantaranya, kepada Bapak Kepala Sekolah, Guru-guru, Staff Tata Usaha, siswa.
2. Pendahuluan
Pendahuluan berisi ucapan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa menyebutkan topik pidato yang akan disampaikan (jika ada). Bagian pendahuluan ini sebagai ungkapan kegembiraan atas kesempatan dan situasi kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan.
3. Isi Pokok
Isi pokok ini berisi inti atau materi yang disampaikan dalam pidato. Bagian inilah yang memiliki porsi paling banyak jika dipresentasekan dalam hitungan, berkisar 70 %. Jika pendahuluan 20 % dan penutup 10 %, maka bagian isi inilah yang paling banyak presentasenya.
4. Simpulan
Simpulan berisi dari kesimpulan atau pokok-pokok dalam penyampaian pidato. Bagian simpulan ini mengambil dan mengulang kembali bagian isi pidato, namun bagian yang diambil adalah bagian pokok atau garis besar dalam isi pidato.
5. Harapan- harapan
Harapan-harapan berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
Penutup
Berisi ucapan terimakasih, permintaan maaf, dan salam penutup.

C. Mengembangkan Kerangka Pidato Menjadi Naskah yang Lengkap
Bagian ini adalah bagian dari pengembangan dari kerangka pidato yang sudah dibuat. Ketika keranngka pidato sudah dibuat, maka secara struktur sudah dilaksanakan, tinggal mengembangkannya. Bagian pengembangan ini upayakan menggunakan kata-kata, kalimat yang mudah dipahami sesuai dengan hasil analisis pendengar, berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan maupun hal lain yang dianggap berpengaruh.

D. Menyampaikan Pidato di Depan Khalayak
Sebelum tampil di depan umum, maka pilihlah metode yang cocok dan memungkinkan secara situasi dan kondisi. Pemilihan metode pidato memiliki peranan yang begitu penting, sebab berhubungan langsung dengan pendengar. Dari berbagai metode pidato yang ada, berikut ini metode yang bisa menjadi alternatif :
1. Metode Naskah
Pada metode ini pembicara saat berpidato membacakan naskah yang telah disusunnya terlebih dahulu. Naskah-naskah pidato itu mempunyai susunan yang sama. Yang membedakan antara naskah pidato yang satu dengan naskah pidato yang lain pada bagian isi pokoknya.
2. Metode Menghafal
Pada bagian metode menghafal ini, seseorang yang akan berpidato harus membaca teks pidatonya, bahkan hingga beberapa kali hingga ingat diluar kepala.
3. Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Pada metode ini pembicara pidato membawa catatan-catatan kecil yang penting sekaligus menjadi urutan dalam uraiannya.
4. Metode Impromtu (serta merta)
Pada metode ini pembicara berpidato berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya tanpa persiapan sama sekali. Jadi, ia berpidato secara serta merta. Pada bagian ini seseorang yang berpidato sudah terbiasa menyampaikan materi pidatonya, dikarenakan sama sengan potensi dan kebiasaannya. Seperti pejabat kelurahan, diminta pidato dadakan oleh ketua RW di lingkungan yang sedang mengadakan acara Maulid Nabi.
Selain hal-hal yang disampaikan di atas kalian harus membaca tips berpidato yang baik, seperti posisi berdiri secara tegak, pengurangan gerak tubuh secara wajar, pelafalan kata yang benar, ekspresi wajah mendukung dan pandangan mata ke arah pendengar (audiens). Demikianlah beberapa hal yang menyangkut pembelajaran menulis dan membacakan pidato.

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Menyunting / Mengedit Karangan

Pentingnya Menyunting / Mengedit Karangan
Dalam melakukan sesuatu tidak akan terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Berangkat dari kenyataan itu, maka harus ada upaya untuk menyempurnakannnya, minimal mengurangi kesalahan, baik kesalahan yang disadari maupun tidak disadari.
Pengertian Menyunting / Mengedit Karangan
Upaya mengurangi kesalahan ataupun upaya menyempurnakan sebuah karangan, maka proses tersebut dinamai menyunting atau mengedit. Menyunting tulisan dapat diartikan sebagai kegiatan memperbaiki tulisan. Sebuah teks baik buku, bacaan ataupun laporan kadang-kadang pemakaian bahasanya ada kekurangan bahkan kesalahan.
Apa yang disunting atau diedit dalam sebuah karangan?
Tentunya kesalahan dalam karangan, namun berbicara jenis apa saja yang menjadi kesalahan dalam sebuah karangan, di antaranya ; penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), kalimat yang tidak efektif dan paragraf yang kurang padu. Kesalahan-kesalahan tersebut akan diketahui dalam proses penyuntingan teks. Agar sebuah karangan atau teks benar atau kesalahannya sedikit, maka yang harus dilakukan adalah menyunting karangan tersebut, tentunya oleh orang yang ahli. Agar seseorang ahli dalam menyunting naskah, maka yang harus dilakukan yakni harus terus berlatih menyunting atau memperbaiki karangan. Semakin sering membaca dan menyunting sebuah karangan, maka akan semakin terlatih pula.
Kegiatan menyunting dapat dilakukan oleh penulis karangan itu sendiri dan dapat dilakukan orang lain. Namun, perlu diingat, kegiatan menyunting baik oleh penulis sendiri atau orang lain harus setelah karangan selesai, jangan sampai melakukan kegiatan menyunting ketika masih menulis karangan. Hal itu akan menimbulkan penulis lupa ide, gagasan atau hal lain yang harus dituliskan. Lakukanlah penyuntingan setelah menulis karangan selesai.
Tahapan Menyunting / Mengedit Karangan
Ada tiga tahapan dalam menyunting sebuah karangan. Di antara tahapan itu, yakni menyunting isi, menyunting organisasi dan menyunting dari segi bahasa. Dalam pemaparan ini akan dibahas mengenai penyuntingan naskah dari tahap bahasa, yang meliputi jenis berikut ini ;
           Contoh Menyunting / Mengedit Karangan
Ejaan
Pada jenis kesalahan berbahasa jenis ejaan, ada dua kesalahan yang harus diperhatikan. Kesalahan itu meliputi penulisan huruf dan tanda baca.
Penulisan huruf
Pada kesalahan penulisan huruf yang harus diperhatikan yakni penulisan huruf kapital. Jangan sampai tertukar antara huruf yang harus ditulis kapital dengan huruf yang ditulis kecil. Sebagai contoh nama orang, kota, binatang, nama tempat, gelar kehormatan dan lainnya. Beberapa nama tersebut, setiap huruf awal katanya harus kapital.
Contoh ;
Sumbangan pembaca Jawa Pos kembali disalurkan kepada warga Dusun Ngompro dan Pilang, Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi.
Keterangan :
Dalam kalimat di atas, terdapat tiga jenis kata yang memiliki tiga makna, kata Sumbangan, sebagai kata pertama dari kalimat di atas, kata Jawa Pos sebagai nama Surat Kabar, Majalah, dan Dusun Ngompro dan beberapa nama tempat lainnya yang menunjukan nama tempat, wilayah yang harus ditulis secara kapital.
Tanda Baca
Di antara berbagai tanda baca, di bawah ini beberapa tnda baca yang sering digunakan dalam menulis sebuah karangan, yaitu ; tanda titik (.), tanda koma (,), tanda petik (“…”), tanda garis hubung satu (-), dan tanda kurung. Beberapa tanda baca tersebut harus digunakan sesuai dengan fungsinya, sebab ketika salah menempatkan maka akan menimbulkan ketidak nyamanan saat membaca, bahkan menimbulkan makna yang berlainan dari maksud seorang penulis.
Beberapa penjelasan dari tanda baca adalah sebagai berikut :
  • Tanda titik (.)
Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat berita dalam cerita pendek.
Contoh : Ari berjalan menuju kamar Ibu dengan pelan.
  • Tanda koma (,)
Dalam sebuah kalimat tanda koma digunakan untuk membuat penjedaan antara anak kalimat yang mendahului induk kalimat serta pemisah dalam kalimat serata atau bertingkat yang didahului kata tetapi atau melainkan.
Contoh : Dia tidak sakit, tetapi memang malas untuk sekolah.
  • Tanda seru (!)
Tanda seru biasa digunakan untuk menunjukan perintah atau penunjuk keterkejutan dalam sebuah kalimat.
Contoh : “Wow! Ternyata saya sedang dikepung kawanan pencuri,” seru Boy.
  • Tanda tanya (?)
Tanda tanya digunakan untuk mengakhiri kalimat tanya.
Contoh : Apakah kalian mendengar suara lonceng itu?
  • Tanda Petik (“ … “)
Tanda petik digunakan sebagai penanda kutipan langsung yang berupa perkataan tokoh.
Contoh : “Kemana lagi sih, binyi itu?”
Pilihan Kata (Diksi)
Pilihan kata merupakan nama lain dari diksi. Ketika seorang penulis mengarang sebuah karangan, maka harus memperhatikan diksi (pilihan kata). Jangan sampai menuliskan kata yang tidak baku serta jangan sampai menggunakan kata yang memiliki makna ambigu (banyak makna). Sebab hal itu akan menimbulkan maksud yang berbeda ketika dibaca oleh pembaca.
Sebagai contoh :
Sumbangan pembaca Jawa Pos terus mengalir. Senin siang kemarin, Direktur SDM PT Tjiwi Kimia Drs. Sunoto M.B. bersama ketua SPSI Toto Suprianto dan temen-temennya datang menyumbang Rp 150 juta untuk korban bencana banjir ke Jawa Pos. “Ini hasil yang dikumpulkan dari temen-temennya karyawan Tjiwi Kimia,” tutur Toto Suprianto kepada M, Nasarudin Ismail di kantor Jawa Pos.
Dari paragraf di atas ada kata yang salah pemilihannya (menggunakan kata tidak baku). Salah satu kesalahan pilihan kata yakni pada kata temen-temen, harusnya teman-teman.
Penggunaan Kalimat yang Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menggungkapkan gagasan pemakaiannnya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Ada pun yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kaidah sebagai berikut ;
Memperhatikan bentuk Gramatikal
Contoh :
Kami semua menghadiri rapat di balai desa.
Semestinya :
Kami menghadiri rapat di balai desa.
Tidak menggunakan kata secara berlebihan dan bertumpang tindih
Contoh :
Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.
Semestinya :
Saat banjir yang lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.
Tidak menggunakan kata depan yang berlebihan
Contoh :
Selain dari pada itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
Semestinya :
Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
Penyusunan Paragraf
Dalam menyusun paragraf yang baik, maka harus memperhatikan dua hal, yakni kepaduan paragraf dan kesatuan paragraf.
Kepaduan Paragraf
Suatu paragraf disebut padu jika kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut padu (kohesif) dan paragraf-paragraf dalam bacaan tersebut juga padu (koheren).
Contoh Paragraf :
Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. “Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras,” kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngmpro.
Sementara itu, kaum ibu rumah tangga kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak menggunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi. Ada pula yang nekat menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku.
Keterangan :
Penanda kohesi: Sementara itu, …
Kesatuan Paragraf
Setiap paragraf dalam bacaan adalah sebuah kesatuan yang membicarakan salah satu aspek dari tema seluruh bacaan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama lain, sehingga merupakan kesatuan untuk menyampaikan suatu maksud, untuk mengulas sesuatu hal yang menjadi pembicaraan dalam paragraf itu. Jadi dalam sebuah paragraf harus ada ide pokok yang mempersatukan semua kalimat dalam paragraf itu. Ide pokok suatu paragraf itu dapat ditampilkan di awal, di tengah atau di akhir paragraf.
Contoh paragraf :
Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. “Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras,” kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngmpro.

Materi Bahasa Indonesia kelas 9: Mendiskusikan Permasalahan

Pernahkah kalian berbicara dengan teman mengenai suatu permasalahan, guna mencari penyelesaiannya? Rasanya sering dan setiap ada dan menemukan permasalahan baik pribadi maupun bersama, setiap orang akan bertanya mengenai solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Sederhananya, diskusi ada karena adanya masalah, terlepas sangat penting atau kurang, yang pasti ketika akan menyelesaikannya hampir setiap orang akan bertanya guna mencari solusi.
Diskusi sering dilakukan, namun secara teoritis diskusi memiliki arti suatu kegiatan bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Kegiatan diskusi dapat dilakukan dalam situasi formal maupun situasi nonformal. Diskusi dalam situasi formal perlu menghadirkan keberadaan seorang pemandu (moderator), penyaji, notulis dan peserta. Adapun diskusi secara nonformal personel-personel tersebut tidak harus diisi secara jelas (pokok).
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan kegiatan diskusi, di antaranya yaitu menentukan moderator, penyaji, dan notulis. Setelah ditentukan personelnya, selanjutnya harus memperhatikan beberapa pertanyaan berikut ini :
  1. Apa sesungguhnya permasalahan yang sedang terjadi?
  2. Apa yang menyebabkan permasalahan tersebut terjadi?
  3. Bagaimana cara memecahkan masalah tersebut?
  4. Apa untung ruginya setiap cara tersebut?
  5. Cara manakah yang paling baik untuk dilaksanakan?
  6. Bagaimana cara pelaksanaannya?
Dalam melaksanakan diskusi jangan sampai melakukan perdebatan yang tidak penting, jangan terjebak pada situasi yang justru membuat runyam kegiatan diskusi. Awalnya ingin mencari solusi, namun ujungnya malah menimbulkan permasalahan yang baru. Ketika terdapat sebuah perbedaan dalam diskusi maka harus kembali lagi kepada tujuan awal melaksanakan diskusi, yakni mencari penyelesaian.
Dalam menguraikan permasalahan yang ada, maka diperkenankan untuk mencari beberapa pemecahan masalah dengan cara mencari data dan fakta dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, surat kabar, dan ensiklopedi yang dapat memberikan informasi tentang topik yang dibahas dalam diskusi.
Dalam melaksanakan diskusi sangat dibutuhkan keberadaan pemandu diskusi atau moderator. Di antara berbagai tugas moderator yakni :
  1. Harus mampu mengendalikan dan megarahkan jalannya diskusi guna memecahkan masalah secara efektif dan efisien.
  2. Dapat menjadi media terhadap tanggapan-tanggapan yang masuk, baik berupa pertanyaan maupun pernyataan dalam upaya mencari solusi persoalan yang didiskusikan.
  3. Dapat menerima atau menolak usulan, pertanyaan maupun tanggapan yang sesuai atau tidak sesuai berkaitan dengan upaya menemukan solusi persoalan.
  4. Bersifat netral dan objektif.
Kegiatan diskusi sangat bermanfaat sekali dalam melatih peserta didik guna menyelesaikan permasalahan secara musyawarah dan mufakat. Baik diskusi yang dilakukan secara formal maupun secara nonformal.